7 Feb 2010

Cinta yang terpendam

Pertemuan yang tak terduga terjadi pada hari itu,yaitu di kala pulang sekolah hujan gerimis mengiringi. Sambil menunggu hujan reda Chi berdiri di balkon lantai dua gedung sekolah di sampingnya ada seorang cowok yang juga sedang menunggu hujan yang tak kunjung reda.
Cowok itu satu kelas dengan Chi namanya Hitshu, mereka tak begitu akrab karena mereka masih murid baru dan belum begitu kenal. Merasa sama-sama satu kelas mereka pun ngobrol meski baru kenal keakraban sudah mulai tecipta obrolan seputar kehidupan sehari-hari masing-masing pun menjadi topik,setelah banyak ngobrol panjang lebar tak sangka jika Hitshu adalah adik dari someone pengisi hati Chi pada masa lalu.

Semenjak itu merekapun akrab Hitshu merasa hubungan mereka semakin dekat dan bermaksut untuk mengetahui perasaan Chi kepada dan meminta kepastian kepada Chi. Chi merasa bahagia saat Hitshu menyatakan perasaannya, meskipun Chi dan Hitshu saling mencintai dan menyayangi Chi tak ingin berpacaran terlebih dahulu karena Chi masih trauma dengan masa lalunya yang kelam tentang mnatan pacarnya Hitshu pun memahaminya.
Waktu pun terus berjalan Meski tak berstatus pacaran tapi itu tak berpengaruh. bagi mereka “ pacaran “ hanyalah sebuah status yag terpenting adalah hati da perasaan. hari-hari mereka lalui bersama susah maupun senang mereka bagi bersama.

Seperti layaknya sebuah hubungan semua itu tak semulus yang diharapkan masalah pun mulai mendera hubungan mereka dari mulai sahabat Chi yang selalu mempermasalahkan tentang hubungan mereka sampai masalah yang menyangkut lingkungan sekolah,Chi yang paling merasa tak nyaman karena sifat dia yang melankolis sehingga dia selalu peka terhadap suatu masalah, berbeda dengan Hitshu yang sifat dasarnya adalah cuek dia tak terlalu memikirkan masalah yang tak begitu penting baginya. Tapi Hitshu selalu memberi support kepada Chi agar selalu tegar menahadapinya, itu lah memberikan semangat kepada Chi karena sang kekasih hati selalu ada di sampingnya kala ia terjerat masalah.

Perjalan kisah dua sejoli ini pun benar-benar di uji saat mereka pun harus berpisah karena suatu pekerjaan yang tak hanya sebentar.
Pada awalnya hubungan mereka baik-baik saja seperti tak ada yang berbeda Cuma tak ada pertemua di antara mereka meski long distace mereka tetap saja mesra. by phone hanya dengan itu mereka mengatasi rasa rindu serta nyanyian-nyanyian pengantar rindu yang terlantun.
Minggu pertama Hitshu masih sering menjenguk Chi meski sekedar berpandangan itu sudah mengurangi rasa rindu yang memenuhi dada.

Tapi semakin lama mereka bepisah rasa sayang dan cinta itu di pertanyakan dan di persoalkan kembali, sikap Hitshu yang mulai berubah dan membuat gelisah Chi, Hitshu tak lagi care dengan Chi tak ada lagi kabar dari Hitshu. Sampai pada suatu saat Hitshu pun angkat bicara sifat Hitshu yang lugu dan apa adanya sekali dia bicara pun itu tak ada yang ditutupi perkataan jujur pun terucap dari bibir Hitshu
“ aku tak lagi bisa menjalani hubungan yang gantung seperti ini “
Hitshu memilih untuk berteman dan itu berarti tak ada lagi sayang-sayangan diantara mereka layaknya teman biasa sebelum mereka kenal dahulu, meski berat Chi menyetujui keputusan Hitshu.
Setelah saat itu Hitshu benar-benar telah pergi dan seakan menghindar, hitsuh tiada kabar lagi mereka tak kontak lagi tak lagi by phone maupun chatting.Chi hanya berharap tapi harapan kosong Chi sesekali mengirim pesan dan sebuah puisi kepada Hitshu via e-mail tapi tiada jawaban dari Hitshu.

Suatu ketika seperti anugrah datang, Hitshu yang sekian lama tak online akhirnya Hitshu muncul di daftar nimbuzznya tak menyia-nyiaka kesempatan Chi mengungkapkan semua perasaannya bahwa Chi masih sayang dengan Hitshu tapi yang yang di katakan Hitshu sebaliknya
“ perasaan itu telah menghilang berjalan seiring waktu dan status yang tak jelas dan aku pun tak bisa jalani itu semuanya “ jelas Hitshu pada Chi.
“ jangan lagi kau mengharap padaku karena aku tak ada lagi perasaan padamu ”
Chi yang emosi dan merasa sakit hati meluapkan segala emosinya
Tapi htshu yang tak terpancing dengan situasi dan tetap santai berkata
“ jangan kamu memperlihatkan kesedihan dan emosimu kepada orang lain “
Itu kata terakhir dari Hitshu yang sampai sekarang msih melekat dihati Chi.

Chi tak pernah menerima kepergian Hitshu dan berharap suatu saat bisa kembali seperti dahulu. Chi selalu sedih jika memikirkan Hitshu dan tetap selalu mencintai Hitshu itu yang selalu mengenang di hatinya.

Akhirnya masa sekolah pun tiba semua teman berkumpul temu kangen dengan semuanya tapi Hitshu ternyata benar-benar berbeda mungkin yang dia katakan benar adanya bahwa peraasaannya memang telah hilang. Chi tak kuasa menghadapi tekanan batin yang ia rasakan sendiri seorang yang dulu menjadi patokan ia untuk tetap tegar menghadapi hidupnya harus meninggalkan dirinya. Meski raganya berada di hadapannya tapi hatinya telah tiada.

Untuk melupakan tingkah laku hitsu yang selalu menghampiri fikirannya Chi menyibukan dirinya hanya dengan baca buku dan mendengar musik sesekali ia curhat dengan sahabatnya.
“ cintailan orang yang mencintaimu, jangan lah kamu mencintai orang yang kamu cintai karena belum tentu jika dia cinta kamu “ sahabatnya memberi saran kepadanya.
Dan perkataan sahabatnya itu mengena di hati Chi setelah saat itu Chi sadar.hari pu berjalan seperti biasa kini tanpa Hishu disisinya, Chi benar-benar telah rela melepas Hitshu.
“ untuk apa mencintai orang yang tak mencintainya “
“ cinta tak cukup hanya di bagi pada satu cowok tapi untuk semuanya “
Filsafah hati Chi pun berganti
“ jika ia bahagia aku pun merasa bahagia meski hatiku menangis ”
semuanya berjalan seperti biasanya. Hitshu hanyalah masa lalu yang harus di pendam.
“ Hitshu tetap di hati Chi meski itu hanya kan menjadi sebuah kisah “
“ cinta dan sayang Chi kepada Hitshu biarlah hanya Chi yang merasakan semuanya sendiri “
“ jika memang jodoh semua pasti kan kembali tanpa kita meminta”
“ semua yang di paksakan pasti takkan baik “
“ Chi akan tetap kuat menghadapi segalanya tanpa adanya Hitshu “

NOTE :
- hubungan “gantung” Chi dapat di jadikan sebagai penjajakan cinta dan keseriusan Hitshu padanya. Dan untung hal itu belum terjadi dan terlanjur pada saat dan jenjang yang selanjutnya. Itu bisa sebagai cobaan cinta tapi Hitshu telah menyerah di tengah badai.
- hidup kita harus mandiri tanpa menggantungkan pada pasangan kita jika pada suatu saat ia pergi kita siap menghadapi hidup kita sendiri, sama saat sebelum ia datang pada hidup kita
- berhenti memberi jika perbutan itu sia-sia dan yang akan dapat hanya luka.
- sadarlah bahwa di luar sana masih banyak yang mencintai kita jangan terpaku pada yang ada di depan kita.

0 komentar:

Posting Komentar

tinggalkan komentar anda untuk membangun blog ini terimakasih
lihat yang lainnya Disini