22 Jan 2011

bayang semu di mataku

benarkah cinta itu menuntut sebuah porsi??seperti sebuah cantik atau tampannya seseorang,mengapa harus sebuah fisik ?? padahal banyak orang ynag tak sempurna fisiknya membutuhkan sebuah cinta dan juga mendapatkan cinta yang sesungguhnya??
lalu apakah cinta yang harus dipersalahkan ataukah apa??
adakah yang bisa menjawab tanyaku ini, mencintai orang yang mungkin salah dari sebuah fisik dan nonfisik (psikologi) tapi inilah nyatanya,orang yang membuatnya belum bisa menerima cinta lain di hati meski hati mereka menawarkan memberi setulus hati.
Tulus hati ini tak sepenuh cangkir cinta untuk dirinya yang meluap melebihi secangkir takaran hati,hingga meluap dengan sejuta kembang harum semerbak di taman hati yang tertutup kabut kelam senyumannya.hati ini tak sepenuhnya terbagi disisi menutup luka menganga dengan hadirnya pecinta dengan ikhlas menberi indah dunia yang fana dengan penuh harga yang tak terbayang betapa berharga dirinya bagi diri hingga saat tak ada lagi yang tersisa kecuali kelingking jari yang mempersatukan dan mempertahankannya kembali,menjadi utuh dan menambah jumlah bunga di taman dunia.
tuhan indah dunia saat mengenal dirinya memberi sebuah goresan tak terlupa duka suka  bersama tak lagi depan mata, mengenang akan diri menuai luka dan bahagia, kala menangisku dengan senyuman tumpah ruah saat tak lagi kan mengenalnya dalam sebuah hati tapi sebuah bayangan semu yang nampak jelas di depan mata indah ini.
tuhan inilah mesteri kehidupanmua saat tergariskan sebuah nyata indah dan bahagia serta sedih dan duka harus saling berdampingan tapi sesak rasanya menahan ini di relug batin yang sunyi mengharap sinar kan menjadi titik terang tuk ikhlas menjadi yang sekarang terjadi di hari ini dan esok.
tuhan ya robb inilah kenyataannya belum sepenuhnya aku bisa menerima takdir indahmu, mencoba ikhlas menjalani dengan segenap raga ku paksa meski batin ku meronta dengan rasa yang entah apa namanya.

ikut tak harus hanyut

    Semakin berkembangnya zaman maka penduduknya pun dituntut untuk mengikuti arus air kehidupan yang deras serta tak mungkin bisa di hentikan,jika kita tak berusaha mengimbangi dan menyikapinya dengan bijaksana dan penuh perhatian dari perkebangan itu maka kita pun lah akan terpuruk dengan lingkungan sekitar yang terus maju dan berkembang,tidak salahnya pula kita mengikutinya untuk mempertahankan hidup kita di zaman yang keras ini.
    sekalipun mengitkuti arus kehidupan tak selayaknya jika kita tergerus arus yang kuat tapi haruslah ada batasan-batasan yang harus tetap di jaga agar tak terbawa arus yang tak mungkin dibendung dan datang dengan penuh paksa.hal itu dilakukan untuk kehidupan kita sendiri agar yang dampak buruk yang ada di sekitar kita tidak tidak ikut masuk dan mempengaruhi kehidupan kita yang bsia menghancurkan sendiri hidup kita dan masa depan kita menjadi suram dan berantakan karena kelakuan buruk kita di masa dahulu yang berdampak dan terus menggelayuti bayangan kita di hari esok.
    pembatasan diri yang kita lakukan tidak secara sepihak dengan memutuskan membuat dalil "kita tidak boleh berteman dengan orang yang buruk tingakahnya" itu mungkin sebuah jurus pamungkas untuk menghindari kita terseret arus kejelekan mereka tetapi tidak salahnya juga kita berteman dengan mereka tetapi diri kita pun perlu dibekali dengan antibody agar penyakit sosial yang marak tidak menjangkit di kehidupan kita,boleh saja berteman tetapi dari sejelek apapun sifat mereka pasti ada sebuah hikmah yang dapat digali dan intisari yang bisa di maknai sehingga bisa mebuat kita semakin mengerti bagaimana nasib kita esok jika dimasa ini kita berbuat hal seperti itu.